Tuesday 27 December 2011

Truth is just an illusion

Guilty or Not Guilty
The nation will again be kept on her toes when  the decision of this infamous sodomy trial involving former Deputy Prime Minister,Datuk Seri Anwar Ibrahim (DSAI) is announced. A sequel to a similar story occurred more than a decade ago that tore the nation apart. The sensational case of 1998 has in fact divided the general public into three factions. One faction of society swayed strongly to DSAI side, convinced that he was merely a victim of a grand conspiracy by the government while the other faction strongly believed that DSAI was indeed involved as charged. While a small  faction, the fence sitters who chose to remain neutral. These three factions exist everywhere, in the public sector, the private sector and even in institutions of higher learning.

How did all these come about? The cause, to me, was rather obvious.The judgement passed then created a turbulence that led to this segregation of opinions. Whatever the situation my humble opinion points to the failure in the line of actions taken by the police on that matter.  Probably a KGB like operation would have saved the nation unnecessary embarrassments and avoided the present  political scenario. The unprofessional handling of the whole matter in 1998 was the main cause that threw us into this cauldron of uncertainty.The constant political upheavals too drained our financial resources. In short a Chua Soi Lek type of operation would be more effective to have the devil exposed and  this situation we now face totally avoided.

By the way, I wonder in the Chua Soi Lek's escapade, who was the smart Alex who executed his operation so smoothly that his identity remained intact to this very day? Phew! Probably he was trained by the KGB? Well mister mysterious, whoever you are you surely is my kind of man and you would have been my first choice candidate for the post of our intelligence chief.So much for that, whatever has been done cannot be undone.Just like the Malay proverb  'nasi dah jadi bubur' that's exactly the situation we are in.It's best we  look forward for the sake of unity and security of this country. A thing easier said than done all  due to the failure to react appropriately when the 1998 case was known.

Come 9 Jan 2012 ,what do we expect next? We know the outcome of the case of 1998 which later swung in favour of DSAI who was then released from his 'Sungai Buluh residence'. The aftermath of this thriller saw the birth of 'Reformasi','Parti Keadilan','Hindraf' and other movements including   "Bersih". 9 Jan 2012 is just around the corner and the pro DSAI supporters are already charting the course of actions to be launched and drumming up support to get DSAI released. The other faction too does not just sit down with folded arms and watch things go by.They too probably have plans of their own. Notwithstanding which way the verdict goes found guilty or not guilty, a turbulence will definitely further reshape our political landscape.A not guilty verdict too will interpret that DSAI again was an innocent victim of a grand conspiracy.A jubilant mood among the supporters with shouts of 'takbir Allahu Akbar' will surely and constantly echo aloud wherever this man, once the Deputy Prime Minister chose to visit.
D-day Jan 9

9 Jan 2012 is the time we wait for the second tidal wave concerned with the recent case of similar nature and charges preferred against DSAI by his ex aide. Though lots of controversies surrounded the investigation into this case, the honourable judge, will have to come to a decision after careful scrutiny and review all the evidences and facts presented  before him, A tough decision but someone has to do the job don't they?

 Of course we will again face yet another complex situation.As law abiding citizens of  this beloved country we need to react in a manner that will not bring unnecessary disruptions to our daily lives.Planned demonstration will further strain our financial resources and create difficulties to the general public,As peace loving people we have to accept whatever the outcome may be.Those dissatisfied with the decision or the present government can use their executive rights when the next general elections comes and hope that we Malaysians can put our differences behind and come together once again like we once used to be. Phew! This is easier said than done.

For the members of the Royal Malaysia Police  in the Klang valley, it means bad news as usual leave will be frozen and all are to be on' standby' a word hated by most serving in the Klang valley. But nothing to complain as members of the Royal Malaysia Police must realise that their responsibility to the nation is not a walk in the park which I learnt during my training days. Since 1998 street demonstrations and assemblies became a common affair.

Oh yes, don't forget to tune into the next episode of "Did He Do It?" concerning the controversial sex video clip that should be next after this episode, or is it just going to be filed away?

Lastly as a humble Muslim and just back from the holy land I always pray to Allah swt for the truth to prevail and when this happen  it can be painful but like it or not, the truth is the truth and has to prevail. Instability and chaos will only bring miseries and therefore I again pray for  Allah swt to protect this beloved country, avoid any catastrophe and  let us enjoy progress,everlasting peace and above all racial harmony. Amin


Sunday 11 December 2011

Liku-liku menunaikan ibadah haji


Perkmpulan umat Islam berbagai bangsa dan warna
Memang telah menjadi hasrat dan cita-cita setiap Muslim yang  bertaqwa dan mempunyai kemampuan dan kekuatan pasti agar dapat ke tanah suci menunaikan rukun Islam yang kelima ini. Seruan Ilahi adalah amat penting bagi setiap insan.Tanpanya tidak akan tergerak hati seorang itu untuk menjijak kaki ke tanah suci walaupun bertubuh  sihat dan berkemampuan dari segi kewangan.
Bagi saya sendiri urusan untuk menunaikan fardhu haji ini, satu ketika dulu, merupakan perkara biasa dan tidak diberikan keutamaan. Ramai juga yang berpendapat urusan haji lebih utama untuk orang yang  sangat 'senior' sahaja. Namun Allah swt yang menentukan segalanya dan sedih mengetahui ramai yang gugur sebelum dapat sempurnakan tuntutan agama ini. Benar sekali urusan menunaikan haji perlu di selesaikan pada usia bila kemampuan dari segi mental dan fizikal sedang kuat.

Menara Makkah ciptaan rakyat Malaysia
Namun, selepas 61tahun mengedut udara di bumi Allah ini saya akhirnya telah menerima jemputan dari Ilahi untuk menunaikan kewajiban terakhir ini. Pada saat-saat keadaan fisikal bertukar dari hari ke hari  maka bisikan-bisikan ke hati mempengaruhi saya agar mengambil langkah positif ini sebelum terlambat. Telah tiba masanya   bagi saya untuk membersihkan diri dari segala gejala yang telah ditempohi dulu serta menghilangkan tompok daki yang menebal di sanubari. Ini bukan perkara yang tidak mustahil tapi agak sukar juga. Tambah pula pada usia sebegini saya sebenarnya seolah berada dalam 'masa tambahan' atau ' added time'  saperti  dalam perlawanan bolasepak. Saya bersyukur ke hadrat Allah swt yang sepanjang hayat ini telah memberikan kesihatan yang baik tanpa masalah yang rumit.

Setelah melengkapi kehendak Tabung Haji (TH) dan menjalani segala proses yang dikehendaki hati mula berdebar menunggu tarikh untuk berangkat. Kerisauan juga sentiasa bermain dalam jiwa maklumlah bak kata mereka ilmu saya ini belum cukup di dada dan apakah dugaan saya akan hadapi di sana nanti? Rombongan saya dijadualkan berlepas dari Pulau Pinang. Respon dari sms yang dihantar setiap pagi dan petang  ke TH juga mengeciwakan kerana tidak mendapat respon yang diidamkan tapi teman-teman lain yang dipilih lebih lewat telah pun dapat tarikh berlepas mereka.

Rombongan kami yang terdiri dari empat orang masih berada dalam keadaan suspen. Suspen menunggu kami berakhir bila tarikh penerbangan terakhir dari pulau mutiara berlepas pas 19 Okt 2011 dan kekeciwaan dan curiga pula mula dirasai  kami, takut di tolak pula pada saat-saat terakhir.Perkara ini pernah berlaku kepada seorang teman saya beberapa tahun yang lalu. Apakan daya semua ini disusun rapi oleh Allah swt begitulah kata orang.Kelegaan dirasai apabila pada 21 Okt 2011 kami dapat bernafas lega mengetahui keberangkatan ke tanah suci dtetapkan pada 26 Okt 2011 tapi akan berlepas dari KLIA dan bukan Bayan Lepas saperti kami harapkan.

Klinik TH di Makkah
Rantai pengenalan jemaah haji
Apakan daya pertukaran ini mungkin ada hikmah yang tersembunyi. Memang  usaha TH dalam pengurusan keberangkatan jemaah  haji Malaysia berjalan lancar namun masih terdapat banyak kelemahan yang dapat diperbaiki untuk jadikan TH salah satu badan pengendalian haji terunggul dan berkesan.

Terdapat kelemahan-kelemahan kecil yang seharusnya tidak timbul. Antara kelemahan yang perlu diberikan perhatian segera oleh TH demi memperbaiki khidmat kepada jemaah  Malaysia adalah saperti berikut:-

1. Kurangkan kos pos - Kenapa TH harus menghantar gelang pengenalan diri melalui pos yang melibatkan kos. Pelik  pula pasangan suami isteri yang tinggal serumah di kirim 2  bungkusan  berasingan yang mengandongi gelang pengenalan masing-masing.Tidak dapat diterima  kenapa tidak dimasukan dalam satu sampul saja?

Sepatutnya bagi menjimatkan perbelanjaan wang yang besar dalam penghantaran benda ini TH boleh menyerahkan gelang pengenalan diri ini semasa jemaah-jmaah datang menyerahkan paspot mereka di pejabat TH di mana TH telah menyerahkan bag dan barangan lain pada ketika itu. Wang penjimatan kos pos ini dapat digunakan untuk hal lain demi kebajikan dan keselesaan jemaah kita.

2.  Kursus perdana dan haji juga tidak mengadakan taklimat ringkas keselamatan tentang langkah-langkah yang perlu diambil sekiranya berlaku sesuatu di tempat penghinapan di maktab, hotel dfan Mina. Bukan semua jemaah yang mempunyai pengetahuan tentang penggunaan alat pemadam api dan hos air. Prosedur menyelamatkan diri  (evacuation) semasa berlaku sesuatu di penghinapan perlu diterangkan dengan jelas kepada semua bagi elakkan kehilangan nyawa jika berlaku sesuatu hal.

3.  Penantian adalah satu seksaan, TH perlu tindak lebih positif dalam menyusun penerbangan jemaah ke Makkah.Apabila butir yang diperlukan dari jemaah telah lengkap diperolehi maka mereka ini boleh disenarikan dalam senarai penerbangan pertama,kedua dan seterusnya. Sekiranya ini dibuat maka bila ada pesawat maka terus diberitahu kepada semua yang tersenarai memberikan masa yang menasabah untuk jemaah membuat persiapan rapi. Apabila ditanya jawapan yang diberikan sama saja iaitu mennunggu pengeluaran jadual penerbangan. Masalah timbul pada jemaah yang tidak dapat buat kenduri doa selamat sebab jadual penerbangan belum diperolehi. Tak kan nak buat doa selamat sebelum ketahui tarikh berangkat apakan jadi sekiranya tiba-tiba tak dapat pergi. Macam mana ni?

4.   Urusan 'check in' jemaah di Kelana Jaya perlu di kaji semula. Di kompleks TH di Bayan Lepas semua keluarga yang menghantar di hadkan sehingga satu kawasan dan tidak dibenarkan masuk ke kawasan kompleks.Proses berjalan dengan lancar. Kenapa pula di kompleks TH Kelana Jaya SOP berlainan. Semasa proses daftar masuk penerbangan kami hujan turun dan keadaan di Kelana Jaya sangat kucar kacir.Suasana sangat sesak dan orang ramai berada dimerata kawasan dalam kompleks yang menyulitkan proses periksa masuk jemaah.Mereka langsung tidak bertimbang rasa kepada jemaah yang perlu urusan untuk penerbangan ke tanah suci. Mungkin 1 atau 2 orang sahaja bagi setiap jemaah yang dibenar ke komplek untuk bantu jemaah yang akan berangkat.

5.  Di Mina pula penyebaran maklumat perlu lebih berkesan. Pembesar suara yang  mencukupi hendaklan dipasang disegenap pelusuk perkhemahan jemaah Malaysia supaya siaran jelas kedengaran dan setiap arahan dan hebahan sampai ke semua. TH menggunakan 'megaphone' alat pembesar suara tangan yang kadang menimbulkan masalah. Saya perhatikan khemah jemaah haji negara jiran kita mempunyai sistem penyampaian maklumat melului pembesar suara yang begitu jelas jadi kenapa kita pula yang ketinggalan?
Perkhemahan di Mina
6.  Pergerakan menuju ke Arafah memang baik dan  teratur pada mulanya. Jemaah  diperuntukkan nombor bas masing-masing untuk dinaiki. Malangnya pergerakan selepas Arafah ke Musdalifah dan Mina menjadi haru biru bila jemaah diberitahu mereka boleh menaiki mana-mana bas yang kosong pada hal keadaan ini dapat dielakkan sekiranya mereka kekal dengan arahan terdahulu bagi semua mengikut nobor bas masing-masing. Pengumuman bahawa jemaah  boleh menaiki mana-mana bas yang kosong menimbulkan keadaan 'stampede' yang  tidak diingini.Kasihan melihat jemaah-jemaah yang lanjut usia dan yang kurang upaya yang tidak di pedulikan langsung. Maka adalah lebih baik mengikut  arahan terdahulu agar mereka menaiki nombor bas  mengikut nombor yang diperuntukan kepada mereka.
Masakan ala mana ni?

7.  Dalam khemah di Arafah dan Mina  juga sepatutnya ada petanda/petunjuk arah Kiblat. Memang terjadi kumpulan jemaah-jemaah yang bersolat berkiblat ke  arah yang lain-lain disebabkan tidak ada petanda dalam khemah untuk tujuan ini.

Dapur di Mina -Mamat mana jadi tukang masak ni?
8.    Tahun demi tahun terdapat sungutan yang sama berkait mutu makanan yang disediakan . Dalam hal ini TH patut tentukan mutu makanan yang berkualiti dan sesuai dengan citra rasa jemaah Malaysia. Makanan yang diberikan tidak sesuai dimakan oleh jemaah malaysia. Jelas TH akan hadapi masalah  sekiranya jemaah jatuh sakit disebabkan masalah kurang makan. Makanan yang sihat akan jaminkan tubuh yang sihat. Hairan juga makan yang disediakan ini bukan citra rasa Malaysia pada hal kita dimaklumkan bahawa TH mengendalikan dapur penyediaan makanan di tanah suci. Apakah ada jawatankuasa 'food tasting' yang terlebih dahulu merasai masakan sebelum dipilih untuk dihidangkan semasa musim haji? Sekiranya persediaan makanan di kontrakan dalam hal ini Wafa Catering maka sepatutnya TH pastikan makan dapat diterima oleh semua. 

9. Masalah perumahan terutama di Makkah merupakan perkara yang rumit, namun terdapat bilik yang tidak diberikan sekurangnya sebuah meja kecil bagi meletakkan minuman dan sebagainya. Juga perlu ada kipas angin kerana terdapat jemaah yang hadapi masalah dengan hawa dingin dan kipas angin dapat membantu keselesaan penghuni.

10. Saya dapat tahu dari seorang kenalan lama yang merupakan ahli jemaah haji Indonesia bahawa setiap jemaah mereka yang mengisi borang permintaan dibekalkan 20 naskah Al-quran secara percuma untuk mereka wakafkan apabila tiba ditanah air nanti. Malangnya jemaah haji kita hanya diberikan senaskah seorang padahal jumlah jemaah Indonesia jauh lebih ramai dibandingkan dengan Malaysia.

11. Taklimat ketibaan dan keberangkatan diadakan ditempat yang sempit dan kurang sesuai dengan jumlah jemaah yang ramai. Dewan 'banquet' hotel di hotel kami di Madinah tidak digunakan seharusnya TH menggunakan tempat ini sebagai dewan makan dan taklimat dan memberikan kesenangan kepada jemaah yang terpaksa makan di 'corridor' di bilik penghinapan.

Memang ramai yang sungut dengan masalah yang dihadapi tapi pada pendapat saya yang penting ialah makanan yang perlu diutamakan untuk memastikan setiap jemaah Malaysia semasa berada di tanah suci dikurniakan Allah swt dengan menikmati kesehatan yang baik dan dengan keadaan sedemikian dapat menunaikan ibadah haji dengan sempurna.

Kita juga terima bahawa Allah swt memang akan duga umatnya di tanah suci. Saya telah menerima suntik 'influenza' dan sehat sebelum berangkat namun kuasa Allah swt lebih besar. Saya jatuh sakit 3 hari selepas tiba di Makkah menghidap selsema dan batuk yan begitu dahsyat sehingga sampai ke tahap putus harapan untuk terus berada di sana.Namun kesabaran memng diperlukan demi menghadapi dugaan ini. Apa lagi semasa berkeadaan sedemikan selera makan juga hilang dengan hidangan yang langsung tidak membangkit selera sediaan TH.

Petugas yang ke tanah suci juga perlu faham mereka ke sana demi untuk memberi khidmat kepada jemaah sepenuh masa tambah pula merek di biayai oleh TH dan ini adalah wang ahli-ahli yang merupakan jemaah sendiri.

Semoga TH dapat terima segala tegoran dengan sikap terbuka dan memperbaiki keadaan demi untuk kebajikan, keselesaan jemaah haji Malaysia yang akan datang dan tidak sekadar 'masuk telinga kanan keluar telinga kiri'